Rebo Wekasan, Asal mula tradisi ritual shalat rebo wekasan(Shalat hajat lida'filbala') beserta doa tolak bala

Rebo Wekasan, Asal mula tradisi ritual shalat rebo wekasan(Shalat hajat lida'filbala') beserta doa tolak bala

Indonesia memilik Berbagai ritual keagamaan dan tradisi yang kerap dilaksanakan pada hari-hari tertentu. salah satunya yang cukup terkenal adalah tradisi ritual Rebo Wekasan.

Rebo Wekasan, Asal mula tradisi ritual shalat rebo wekasan(Shalat hajat lida'filbala') beserta doa tolak bala

Pengertian ritual amalan Rebo Wekasan

Rebo berarti Rabu dalam bahasa Indonesia dan Wekasan artinya pungkasnya atau akhir, ada juga yang mengartikan jika wekasan berati pesan.
Secara harfiah, Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir, lebih tepatnya lagi, merupakan hari Rabu terakhir dari bulan Safar (bulan kedua dari 12 bulan penanggalan tahun Hijriah).

Di Indonesia khususnya diberapa daerah Ada semacam tradisi atau ritual keagamaan yang biasa dilakukan pada Rebo Wekasan.
Tradisi ritual yang dilakukan oleh masyarakat dari sejumlah daerah di Indonesia seperti Jawa, Sunda, dan Madura pada hari Rebo Wekasan ini.

Pada Rabu terakhir di bulan Safar menjadi kepercayaan bagi sebagian umat Islam di Nusantara, jika di hari itu turun beribu bala', Untuk mengantisipasi segala bala yang dipercaya turu di hari rabu terahir bulan sofar, digelar bermacam-macam ragam ritual penolak bala di banyak daerah di Indonesia.

tradisi rebo wekasan ini sudah muncul sejak awal abad ke-17, khususnya di Aceh, Sumatera, dan Jawa, juga di sebagian wilayah Riau, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, bahkan Maluku.

Sebagian masyarakat Muslim di Aceh Selatan, misalnya, menyebut tradisi rebo wekasan dengan  " ritual makmegang " yang diadakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Ritual tolak bala ini berupa doa bersama di tepi pantai yang dipimpin oleh seorang teungku dan diikuti oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan sebagian warga.

Tradisi ini lebih banyak dilakukan di beberapa daerah Jawa, terutama masyarakat yang tinggal di tepi pantai.
Karena masyarakat di daerah pesisir, yang lebih dulu, mengenal tradisi rebo wekasan dan membalutkan budaya Islam didalamnya.

Tradisi Rebo Wekasan di masing-masing daerah di Jawa berbeda-beda.
Contohya di daerah Banten dan Tasik malaya sebagian warga Muslim di Banten dan Tasikmalaya juga beberapa daerah lainnya di Jawa Barat, biasanya melakukan Ritual Rebo wekasan dengan menunaikan salat khusus bersama di pagi hari pada Rabu terakhir bulan Safar (sholat sunah rebo wekasan).

Di Yogyakarta, tepatnya di Desa Wonokromo, tradisi tolak bala terkait Rebo Wekasan diterapkan dengan pembuatan lemper raksasa yang nantinya dibagi-bagikan kepada warga atau orang-orang yang hadir dalam acara itu.

Sedangkan di Banyuwangi, tradisi petik laut adalah ritual memperingati Rebo Wekasan oleh sebagian masyarakat pesisir di Pantai.

Sementara sebagian warga Muslim di Kalimantan Selatan menyikapi Arba Mustamir atau Rebo Wekasan dengan beberapa cara, Tradisi ritual tersebut Antara lain adalah melaksanakan shalat tolak bala' (Shalat lida'filbala'), berdoa dengan doa-doa khusus, dan selamatan.

Hadits mengenai rebo wekasan :

ada sebuah hadits sanad hadits adalah dla’if yang menerangkan tentang Rabu terakhir di Bulan Shafar, yaitu:


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: آخِرُ أَرْبِعَاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ. رواه وكيع في الغرر، وابن مردويه في التفسير، والخطيب البغدادي..

“Dari Ibn Abbas ra, Nabi Saw bersabda: “Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus.”

Selamatan dalam ritual rebo wekasan ini bisa dalam bentuk sedekah atau berbuat baik kepada sesama. karena dengan bersedekah dan berbuat baik juga bisa mengantarkan kepada keselamatan (menolak bala)

Dengan melakukan ritual-ritual tersebut, mengandung sebuah kepercayaan jika berbagai bencana dan malapetaka bisa dihindari.

baca :pengertian ihsan dan Hakekat ibadah

Asal-Usul Tradisi ritual (Amalan) Rebo Wekasan

Amalan Rebo Wekasan

Awal Mula tradisi Rebo Wekasan.
Tradisi rebo wekasan ini diceritakan bermula dari anjuran Syekh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H).

Dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid ( Mujarrobat ad-Dairobi).

Dalam kitab ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin.

Dalam kitab kitab tersebut, diceritakan adanya seorang waliyullah yang telah mencapai taraf  kedudukan tinggi yang disebut maqam kasyaf.
Beliau mengatakan dalam kitabnya bahwa setiap tahunnya pada hari Rabu terakhir bulan Safar, Sang Pencipta menurunkan 320 ribu macam bala' dalam satu malam.

Syekh Abdul Hamid Al Quds menerangkan dalam kanzun najah wa syurur fil ad’iyati tasyrahu :


وَقَالَ الْعَلَّامَةُ الشَّيْخُ الدَّيْرَبِيُّ فِيْ مُجَرَّبَاتِهِ ,فَائِدَةٌ :ذَكَرَ بَعْضُ الْعَارِفِيْنَ مِنْ أَهْلِ الْكَشْفِ وَالتَّمْكِيْنِ أَنَّهُ يَنْزِلُ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ ثَلَاثُمِائَةِ أَلْفِ بَلِيَّةٍ وَعِشْرُوْنَ أَلْفًا مِنَ الْبَلِيَّاتِ، وَكُلُّ ذَلِكَ فِيْ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ الْأَخِيْرِ مِنْ صَفَرَ؛ فَيَكُوْنُ ذَلِكَ الْيَوْمُ أَصْعَبَ أَيَّامِ السَّنَةِ؛

Artinya:

“Al Allamah Syeikh Ad Dairabi berkata dalam Mujarrabatnya : Sebagian orang yang ma’rifat dari ahli kasyaf dan tamkin menyebutkan :

Setiap tahun, turun 320.000 bala / cobaan. Semuanya itu pada hari Rabu akhir bulan safar, maka pada hari itu menjadi sulit-sulitnya hari di tahun tersebut”.

Rebo wekasan adalah Hari Rabu terakhir bulan Safar atau bulan kedua dalam kalender Islam/Hijriah sebelum memasuki bulan Rabbiul Awal atau Maulid/Mulud.

baca :Keutamaan Membaca kitab Barzanji pada bulan maulud.

Dipaparkan dalam kitab diatas hari Rabu pungkasan di bulan Safar merupakan hari pertama Nabi Muhammad jatuh sakit dan berlangsung selama 12 hari berturut-turut hingga Rasulullah wafat.

dalam kitab tersebut juga disarankan kepada umat Islam untuk memperbanyak ibadah.

Dalam tradisi Jawa, Rabu terakhir di bulan Safar inilah yang disebut sebagai Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan, adapun dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Arba Mustamir.
Beliau Syeh Ahmad bin Umar ad dairobi menganjurkan sebuah ritual yang menjadi asal muasal tradisi rebo wekasan.

Ritual Rebo Wekasan tersebut bertujuan memohon pada Allah SWT agar terhindarkan dari bala' tersebut, Beliau nenyarankan umat Islam untuk melakukan ritual atau melakukan doa bersama dan melaksanakan shalat hajat li da'filbala'
adapun cara shalat hajat lidaf'ilbala' adalah sebagai berikut :

Cara Shalat Hajat Hajat Lida'filbala' pada hari rebo wekasan

Ulama Islam Nusantara mengajarkan, jika ada kekhawatiran penyakit atau marabahaya bisa memohon pertolongan Allah SWT.

"Allah menurunkan Bilahi (bala), supaya selamat mintalah kepada Allah, dengan mengamalkan Shalat Hajat atau sholat li daf'il bala.

Ada pula yang berpendapat sebelum melaksanakan shalat hajat lida'filbala' dianjurkan untuk mendirikan shalat sunah Mutlak.

Niat Shalat Hajat Li Daf'il Bala' :

نَوَيْتُ صَلاَةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ

Nawaitu Shhlatal Khaajati Lida'fi lbalaai

Cara shalat rebo wekasan (shalat lida'filbaka') :

Shalat lida'filbala' terdiri dari 4  rakaat satu salam, seperti halnya shalat dzuhur dan asyar.
Raka'at pertama setelah membacasurat Al fatihah diteruskan dengan membaca :

Surat Al Kautsar 17 kali
Surat Al Ikhlas 5 kali
Al Falaq 1 kali
An Nas 1 kali.

kemudian pada raka'at kedua
setelah membaca Al fatihah diteruskan dengan membaca surat :

Al Kautsar 17 kali
Surat Al Ikhlas 5 kali
Surat Al Falaq 1 kali
dan An Nas 1 kali.

ulangi hingga rakaat ke empat ,kemudian setelah shalat rebo wekasan diteruskan dengan membaca doa tolak bala.

Wirid setelah Sholat rebo wekasan (sholat sunah lidaf'il bala')

Setelah melakukan ritual rebo wekasan (sholat li daf'il bala') di anjurkan untuk membaca surah yasin dan tahlil

Tawasul.

Kepada Baginda Nabi SAW, Syeh abdul qadir jailani, Para wali Allah (wali songo), pada para Ulama dan guru, untuk seluruh saudara seiman dan Untuk keselamatan Negara.

✓ Membaca wirid seperti bacaan wirid tahlil

✓ Membaca surah Yasin, ketika sampai pada ayat "salamun qaulamirrobi rahiim"  dibaca 313 kali.

Doa Shalat Hajat Lida'fi lbalaai

Doa setelah shalat Rabu Wekasan.
Sebelum membaca doa setelah shalat rabu wekasan ,di anjurkan untuk bertawasul kepada Nabi Muhammad saw, para sahabat dan wali wali Allah.
Kemudian membaca doa minta keselematan, dan dilanjutkan dengan membaca doa berikut.

Doa tolak bala 1 (doa setelah shalat lida'fillbala') rebo wekasan

اللَّهُمَّ بِحَقِّ الفَاتِحَةِ وَسِرِّ الفَاتِحَةِ، يَا فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَمِّ، يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ، وَيَا دَافِعَ البَلَاءِ يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ، وَيَا دَافِعَ البَلَاءِ يَا اللهُ يَا رَحِيْمُ

"Allahumma bihaqqil faatihah wasirril faatihah ya faarijal hammi wa yaa kaasyifal ghammi ya man lli ibaadihii yaghfiru wayarham. Yaa daafi’al bala’i yaa Allah wa yaa daafi’al bala’i yaa rahmaan wa yaa daafi’al balaa’i yaa rahiim.

Artinya:
"Ya Allah, dengan kebenaran fatihah dan dengan rahasia yang terkandung dalam fatihah, ya Allah Tuhan Yang melapangkan kedudukan dan Yang menghilangkan kesedihan, Ya Allah Tuhan Yang Maha kasih sayang kepada hambanya, Ya Allah, Tuhan Yang menghindarkan bala, Ya Allah Tuhan Pengasih Yang menolak segala bala, Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang Yang menjauhkan bala.

Doa tolak bala 2 (Doa setelah shalat hajat lida'filbala' / shalat rebo wekasan) :

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَاوَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

"Allahummaftah lana abwabal khair, wa abwabal barakah, wa abwaban ni'mah, wa abwabar rizqi, wa abwabal quwwah, wa abwabas shihhah, wa abwabas salamah, wa wa abwabal 'afiyah, wa abwabal jannah. Allahumma 'afina min kulli bala'id duniya wa 'adzabil akhirah, washrif 'anna bi haqqil Qur'anil 'azhim wa nabiiyikal karim syarrad duniyā wa 'adzabal akhirah. Ghafarallāhu lana wa lahum bi rahmatika ya arhamar rahimiin. Subhana rabbika rabbil 'izzati 'an ma yashifun, wa salamun 'alal mursalin, walhamdulillahi rabbil 'alamiin."

Artinya :
ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al Quran yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai, zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.

Doa setelah sholat Hajat li daf'il bala (rebo wekasan)


Demikian Tata cara shalat hajat lida'filbala' (Shalat rebo wekasan) beserta doa dan asal mula tradisi ritual Rebo wekasan, semoga kita semua terhindar dari segala bala' dan senantiasa berusaha memperkuat keimanan kita.

simak juga :Doa saat Hati sedang Gelisah (galau)

0 Response to "Rebo Wekasan, Asal mula tradisi ritual shalat rebo wekasan(Shalat hajat lida'filbala') beserta doa tolak bala"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel