Pengertian Ihsan | Hakekat Ibadah
Islam iman wal ihsan filibadah
Ibadah yang dilandasi keimanan dan ditopang oleh ahlak ,ihsan dan kesabaran adalah sebuah jalan menuju alubudiyyah, penghamban makhluk terhadap Tuhannya.(Habluminallah).
Setiap mu’min pasti muslim , karena orang yang telah merealisasikan iman sehingga iman itu tertanam kuat di dalam hatinya pasti akan melaksanakan amal-amal islam(sariat). Akan tetapi belum tentu setiap muslim itu pasti mu’min, karena bisa jadi iman dalam hati seseorang lemah sehingga hatinya tidak meyakini keimanannya dengan sempurna walaupun dia melakukan amalan-amalan lahir dengan anggota badannya, sehingga statusnya hanya muslim saja dan tidak tergolong mu’min dengan iman yang sempurna.
Allah Ta’ala telah berfirman : "Orang-orang Arab Badui itu mengatakan ‘Kami telah beriman’. Katakanlah ‘Kalian belumlah beriman tapi hendaklah kalian mengatakan: ‘Kami telah berislam’." (QS: Al Hujurat: 14)
Terkait dengan Islam, iman, dan ihsan memiliki tingkatan - tingkatanya. Tingkatan pertama yaitu islam, kemudian tingkatan yang lebih tinggi dari islam adalah iman, kemudian yang lebih tinggi dari tingkatan iman adalah ihsan. IHSAN adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi tujuan utama untuk menjadi hamba Allah SWT yang haqiqi.
Pengertian Ihsan
Menurut bahasa Ihsan( ﺍﺣﺴﺎﻥ )memiliki arti kesempurnaan atau terbaik. Yaitu keadaan Hati seorang Muslim yang menyembah Allah seolah - olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Ihsan adalah puncak kebajikan. Bahkan maknanya lebih tinggi daripada kandungan makna "adil" karena adil adalah memperlakukan orang lain sama dengan perbuatan mereka kepada anda, sedang ihsan adalah memperlakukannya lebih baik dari perlakuannya terhadap anda. Adil adalah mengambil semua hak anda atau memberi semua hak orang lain, sedang ihsan adalah memberi lebih banyak daripada yang harus anda beri dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya anda terima.
Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dan Menghamba kepada Allah SWT dengan segenap harta, ilmu, kedudukan serta jasadnya.
Dalam sebuah Hadits shahih Muslim dari Umar bin Khattab dan dua riwayat dari Abu Hurairah (Shahihain) sanad kedua hadits tersebut adalah sahih.
Dari Abu Hurairah R.a :
"Pada suatu hari, rasulullah muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seseorang dan bertanya: 'Wahai rasulullah, apakah Iman itu?' Rasulullah saw bersabda : 'Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat -Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para utusan -Nya, dan beriman kepada Hari Kebangkitan akhir'. Orang itu bertanya lagi : 'Wahai rasulullah, apakah Islam itu?' Rasulullah bersabda : 'Islam, yaitu engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan salat fardhu , memberikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadhan '.
Orang itu kembali bertanya: 'Wahai rasulullah, apakah Ihsan itu?' Rasulullah bersabda : 'Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu'. Orang itu bertanya lagi: 'Wahai rasulullah, kapankah Hari Kiamat itu?' Rasulullah bersabda: 'Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang menanya. Apabila ada budak perempuan melahirkan majikannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila ada orang yang semula miskin menjadi pimpinan manusia, maka itu termasuk di antara tandanya.
Apabila orang-orang yang tadinya menggembalakan ternak saling berlomba memperindah bangunan, maka itu termasuk di antara tandanya. Ada lima hal yang hanya diketahui oleh Allah'.
Kemudian rasulullah membaca surat Luqman ayat 34 yang Artinya :
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya saja lah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim, dan tiada seorang pun dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". Kemudian orang itu berlalu. Lalu rasulullah bersabda : 'Panggillah orang itu kembali!'. Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat sesuatu pun.
Maka rasulullah bersabda : 'Itu tadi adalah Jibril, yang datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang hakekat agama mereka'. "Dari Hadit sahih diatas dapat kita Ambil kesimpulan ,jika Islam,iman, dan ihsan adalah satu rangkaian penyempurnaan penghambaan manusia terhadap Allah SWT.
IHSAN adalah puncaknya Ibadah dan bentuk akhlak yang seyogyanya sebagai Manusia harus selalu berusaha sekuat - kuatnya untuk mencapai dan menjadikan Ihsan sebagai tujuan utama dalam taraf penghambaan diri terhadap Allah SWT.
Ihsan terbagi dua jenis yaitu :
1. Ihsan dalam ibadah kepada Allah.
yaitu ihsan yang wajib dan ihsan yang mustahab (sunah), sebagaimana ihsan dalam menunaikan hak-hak makhluk juga terbagi menjadi dua, yaitu ihsan yang wajib, dan ihsan yang mustahab (sunah). (Kitab Hushulul Ma-mul ). Ihsan yang wajib ialah seseorang beribadah kepada Allah Ta’ala dengan memenuhi dua syarat diterimanya ibadah, yaitu ikhlas dan ittiba’(mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “ Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik (lebih ihsan) amalnya. ” (QS. Huud: 7).
Dalam tafsirnya beliau Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan , “Suatu amalan tidak dapat dikatakan ihsan, sampai amalan tersebut ikhlas hanya untuk Allah Ta’ala dan sesuai dengan syariat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir al-Quranil ‘Adzim )
2. ihsan dalam menunaikan hak dan kewajiban terhadap sesama makhluk dan penciptany (Allah SWT)
Ihsan terhadap sesama mahluk yaitu mengedepankan hak orang lain ,Akhlaq dan tatanan - tatanan hidup bersosial. Bukan hanya sebatas antara manusia akan tetapi terhadap semua citpaan Allah SWT.
Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap segala sesuatu. Maka jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang ihsan, dan hendaklah menajamkan pisau dan menyenangkan (menenangkan dan menenteramkan) hewan sembelihan itu"(HR Muslim).
Kemudian, Setelah kita mengetahui ihsan yang bersifat wajib terkait dengan amalan ibadah (yaitu ikhlas dan ittiba’). Baca :Mengenal Hati
Ihsan Mustahab :
selanjutnya adalah pengertian Ihsan mustahab (sunatullah) yang terbagi menjadi dua tingkatan.
1. Tingkatan Musyahadah
Ihsan musyahadah Yaitu seseorang beribadah kepada Allah seolah-oleh dia melihat-Nya. Maksud melihat di sini bukanlah melihat dzat-Nya, tetapi melihat sifat-sifat-Nya, yaitu dengan melihat tanda - tanda dari sifat-sifat-Nya yang bisa kita temui pada setiap ciptaan-Nya. Selalu berusaha menghadirkan keyakinan dalam hati tentang nama-nama Allah yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha tinggi dalam setiap amalan - amalan kehidupan.
2. Tingkatan Muraqabah
Ihsan muraqabah adalah ketika seseorang beribadah kepada Allah Ta’ala dengan disertai perasaan bahwasanya Allah senantiasa mengawasinya. Jika seorang hamba beribadah kepada Allah dengan perasaan ihsan maka dia akan senantiasa berusaha membaguskan ibadahnya karena Allah Ta’ala senantiasa mengawasinya. Allah SWT berfirman yang artinya : " Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya." (QS. Yunus: 61)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika menjelaskan tentang makna ihsan, “ Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun, jika engkau tidak bisa melakukannya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. ” (HR. Muslim).
Berikut ini beberapa ayat Al-quran yang menjadi landasan Ihsan.
“Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195) “Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan ihsan….” (QS An-Nahl: 90).“… serta ucapkanlah kata-kata yang baik (husna) kepada manusia….” (QS. Al-Baqarah: 83).
“Dan berbuat baiklah (ihsan) terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan para hamba sahayamu….” (QS. An-Nisaa`: 36).
Rasulullah SAW pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba.
Bahkan, di antara hadits-hadits mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah SAW menerangkan ihsan, dengan mengatakan, “Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim).Dengan mengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka selayaknya untuk memperbarui niat dengan ihsanun Niyah (berniat yang baik).
Dan niat yang baik akan mengarahkan kita kepada :
1. Ikhlasun Niyat (Niat yang Ikhlas)
2. Itqonul ‘Amal (Amal yang rapi)
3. Jaudatul Adaa’ (Penyesalan yang baik)
4. Taubatan nasuha
Jika seseorang beramal dan memenuhi kriteria di atas, maka ia telah memiliki Ihsanul ’amal (Amal yang ihsan). Berdasarkan nash-nash Alquran dan Sunnah, maka ibadah mempunyai tiga tingkatan, yang pada setiap tingkatan derajatnya masing-masing seorang hamba tidak dapat mengukurnya.
Tiga tingkatan Ibadah tersebut ialah :
1. Tingkat ibadah takwa
Takwa adalah tingkatan di mana seluruh derajatnya dihuni oleh mereka yang masuk kategori al-Muttaqun.
2. Tingkat al-Bir
Tingkat ibadah al bir adalah tingkatan yang akan dihuni oleh mereka yang masuk kategori al-Abrar. Hal ini sesuai dengan amalan-amalan kebaikan yang mereka lakukan dari ibadah-ibadah sunnah serta segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT. Peringkat ini disebut martabat al-Bir (kebaikan), karena derajat ini merupakan perluasan kepada hal-hal yang sifatnya sunnah, semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merupakan tambahan atas yang wajib.
3. Tingkat Ihsan
Tingkat ibadah ihsan adalah tingkatan yang akan dicapai oleh mereka yang masuk dalam kategori Muhsinun . Mereka adalah orang-orang yang telah melalui peringkat takwa dan al bir.
Demikialah sedikit bahasan tentang ihsan dalam beribadah yang bisa kajian islami sampaikan, Apa bila ada banyak kesalahan dalam penulisan atau rujukan tafsir ayat alquran ,kurang dan lebihnya kami mohon maaf sebesar - besarnya.
Baca juga :Nasehat ,fatwa syeh Abdul Qadir jaelani
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kita semua. Dan semoga kita digolongkan kedalam golongan Insan yang mendapatkan ihsan dalam semua amal ibadah kita kepada-Nya. Hingga Allah menerima semua amalan kita, dan memberikan ridha dan pahala yang berlipat ganda kelak di akhirat.
Aamiin ya Rabbal 'alamiin
0 Response to "Pengertian Ihsan | Hakekat Ibadah"
Post a Comment