Kisah Nabi Khidir As dan Amalan Doa Nabi Khidir As yang paling Di Cintai Allah SWT
Kisah Nabi Khidir dan Amalan Doa - Doa Nabi Hidir As yang Paling Dicintai Allah
Tulis Ulang dan alih bahasa dari Kitab Nabaul khadir karya (Ibnu Hajar Asqalani )dan Kitab Asror Rabbaniyyah wal Fuyudhatur Rahmaniyyah " ( Syeikh Ahmad Shawi Al-Maliki ).
Kisah Nabi Khidir As dan Amalan Doa Nabi Khidir As (" Ya latifan bi khalqihi, ya aliman bi khalqihi, ila ahirihi ")
Kisah Nabi Khidir As dan Amalan Doa Nabi Khidir As yang paling Di cintai Allah
SWT.
Dalam Kitab tersebut diceritakan kisah Nabi Khidir yang mengandung pengajaran
yang dilakukan Nabi Khidir kepada seorang ulama tabiin yang menjadi penasehat
dan pendamping Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik saat itu yakni (674 - 717)
dari Bani Umayyah.
Raja' bin Haiwah, ulama tabiin Menceritakan Kisah dan berkata :
"Pernah pada suatu hari ketika saya berada di samping Raja Sulaiman bin Abdul Malik, tiba-tiba datang seorang lelaki tampan. Lelaki itu memberi salam kemudian kami jawab.
Kemudian dia berkata : "Wahai Raja', sesungguhnya telah diuji keimananmu ketika engkau dekat dengan lelaki ini (Raja Sulaiman). Kalau engkau dekat dengan dia, maka engkau akan celaka. Wahai Raja', engkau mesti berbuat baik dan menolong orang-orang lemah.'
Ketahuilah wahai Raja', siapa yang mempunyai kedudukan di kerajaan Sultan, lalu dia mengangkat hajat orang-orang lemah yang mereka tidak sanggup menyampaikannya, maka orang yang mengangkat atau menyampaikan itu akan menjumpai Allah Ta'ala pada hari kiamat dalam keadaan kedua tumitnya tetap ketika berhisab."
Lelaki tampan itu melanjutkan pesannya ;
"Ketahuilah wahai Raja’ bahwa siapa yang menunaikan hajat saudaranya sesama muslim maka Allah Ta'ala akan menunaikan hajatnya. Dan ketahuilah wahai Raja' bahwa amalan yang paling disukai Allah Ta'ala ialah amalan menyenangkan hati orang mukmin".
Setelah menyampaikan pesan itu, tiba-tiba lelaki tampan itu menghilang. ramai pendapat bahwa yang datang memberi pengajaran itu ialah Nabi Khidir 'Alaihissalam.
Kisah lainnya diceritakan Mas'ab bin Thabit bin Abdullah bin Zubair adalah seorang yang rajin beribadah. Dia selalu berpuasa dan mengerjakan salat tidak kurang dari seribu rakaat sehari semalam.
Dia berkata: "Pernah ketika aku berada di dalam masjid sedangkan orang semuanya sudah pulang, ke rumah masing-masing, tiba-tiba datang seorang lelaki yang tidak saya kenal.
Lelaki itu menyandarkan badannya ke dinding masjid sambil berkata :
'Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu bahawa aku berpuasa sejak kemarin.
Sampai sekarang pun aku masih berpuasa. Aku tidak mendapatkan makanan dan
minuman dan aku menginginkan al-Tharid (nama makanan). Berikanlah kepadaku
ya Allah makanan dari sisi Engkau.'
"Tiba-tiba saya melihat seorang pelayan datang membawa hidangan. Pelayan itu nampaknya tidak seperti orang biasa. Orangnya tampan, bersih dan pakaiannya kemas. Dia berjalan ke arah lelaki yang berdoa tadi sambil meletakkan hidangan itu di hadapannya. Lelaki itu pun membetulkan duduknya menghadap hidangan itu. Sebelum mencicipi makanan itu dia memandang saya dan mengajak saya supaya ikut makan bersamanya.
Hatiku berkata : "Syukur dia mengajak saya makan bersama."
Ketika itu saya yakin makanan itu didatangkan dari surga sehingga saya pun ingin betul menikmatinya. Baru sedikit saya makan saya merasa makanan itu bukan makanan yang biasa di dunia ini.
Baca juga :Asal Usul Puasa Sunah Ayyamul Bidh
Sebenarnya saya merasa segan dan malu kepada orang yang tidak saya kenal itu. Belum lagi kenyang rasa perut saya sudah mengucapkan terima kasih dan pergi ke tempatku semula tadi. Tetapi saya masih terus memperhatikan lelaki itu.
Setelah ia selesai makan, datang lagi pelayan tadi mengambil hidangan itu. Dia pergi lagi ke arah tempat datang tadi. Lelaki yang baru selesai makan itu pun sudah berdiri dan nampak pergi. Aku kejar dia karena ingin tahu siapa dia sebenarnya.
Tetapi malangnya, dia tiba-tiba menghilang dan saya tidak tahu ke mana perginya. Besar kemungkinan lelaki itu adalah Nabi Khidir As.
Kemudian diriwayatkan kembali oleh Ibnu Asakir, dari Ibrahim bin Abdullah bin Al-Mughirah, dari Abdullah, berkata :
"Telah bercerita kepadaku ayahku bahwa pengurus sebuah masjid berkata kepada Walid bin Abdul Malik: "Sesungguhnya Nabi Khidir sembahyang setiap malam di masjid."
Dari Daud bin Yahya, katanya bercerita seorang lelaki yang selalu berada di Baitul Maqdis: "Pada waktu saya berjalan di salah satu lembah di Yordania, saya melihat di lembah bukit itu ada orang yang sedang mengerjakan salat. Saya lihat di atasnya ada awan yang melindunginya daripada panas matahari. Menurutku, lelaki itu adalah Nabi Ilyas.
Saya dekati dia kemudian ku ucapkan salam kepadanya. Dia berpaling kepadaku sambil menjawab salamku.
Aku tanya: "Siapa anda sebenarnya wahai orang yang dirahmati Allah?" Dia diam saja dan tidak menjawab pertanyaanku. Saya tanya lagi baru kemudian dia menjawab: "Aku adalah Ilyas An-Nabi."
Tiba-tiba saja saya merinding. Saya gementar, dan yang paling kutakutkan dia menghilang sebelum saya sempat menanyakan itu dan ini.
Aku berkata kepadanya: "Tolong doakan supaya Allah menghilangkan penyakitku ini." Dia pun berdoa. Tiba-tiba penyakitku terasa sudah sembuh.
Aku tanya lagi : "Kepada siapa tuan diutus?" Beliau menjawab : "Aku diutus kepada penduduk Baklabakka."
Aku bertanya lagi : "Apakah sekarang ini tuan masih menerima wahyu?"
Beliau menjawab: "Bukankah sudah diutus Muhammad SAW sebagai Nabi penutup? Aku tidak ada menerima wahyu lagi."
Tanya ku lagi : "Kalau begitu berapa lagi Nabi yang masih hidup sekarang ini?"
Beliau menjawab : "Sekarang ada empat orang lagi Nabi yang masih hidup, yaitu saya sendiri (Ilyas), Khidir di bumi (darat), dan Nabi Idris bersama Nabi Isa di langit."
Aku bertanya lagi : "Apakah tuan pernah berjumpa dengan Nabi Khidir?"
Beliau menjawab : "Ya, setiap tahun kami berjumpa di Padang Arafah, pada musim haji."
"Apa yang And lakukan jika berjumpa di sana?"
Beliau menjawab : "Aku ambil rambutnya kemudian dia pun mengambil (mencukur rambutku)."
Demikian riwayat kisah Nabi Khidir dan pelajaran yang diberikan beliau untuk orang-orang saleh.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dan iktibar dari kisah ini.
Setelah kita Ambil pelajari Dari kisah kisah Nabi Khidir di atas, ada beberapa Doa Nabi Hidir yang menjadi Amalan Doa Nabi Hidir As , yang di cintai Allah Swt.
Wirid Doa Nabi Khidir As
Kalimat indah ini berasal dari Nabi Khidir 'alaihis salam, sebagaimana kisah masyhur yang diceritakan oleh para ulama.
Wirid ini adalah salah satu wirid yang ada di dalam rangkaian zikir Ratibul
Attas.
Berikut Amalan Doa Nabi Khidir :
يا لطيفًا بخَلقه، يا عليمًا بخَلقِه، يا خبيرًا بخَلقِه، الطُفْ بِنا يا لطيفُ يا عليمُ يا خبيرُ
Ya latifan bi khalqihi, ya aliman bi khalqihi, ya khabiran bi kholqihi ultuf bina ya latif ya alim ya khabir
Artinya : "Wahai Zat yang Maha lemah lembut terhadap makhlukNnya, Duhai Zat Yang maha Mengtahui keadaan makhluknya Duhai Zat Yang Maha memahami segala rahasia makhlukNnya. Kumohon berlemah lembutlah kepada kami wahai Zat yang lemah lembut, Yang maha mengetahui lagi maha memahami "
Bacaan Doa Nabi Khidir 'Alaihissalam
Dalam kitab Asror Rabbaniyyah wal Fuyudhatur Rahmaniyyah " karya Syeikh Ahmad Shawi Al-Maliki pada halaman ke 5 diterangkan yang artinya sebagai berikut:
Telah berkata guru dari guru-guru kami, Sayyid Mushtofa Al-Bakri ;
Telah berkata Al-‘Ala’i di dalam kitab tafsirnya bahwa sesungguhnya Nabi
Khidir dan Nabi Ilyas as hidup kekal sampai hari kiamat. Nabi Khidir as
berkeliling di sekitar lautan sambil memberi petunjuk kepada orang-orang yang
tersesat di lautan.
Sedangkan, Nabi Ilyas berkeliling di sekitar gunung-gunung sambil memberi petunjuk kepada orang-orang yang tersesat di gunung-gunung. Inilah kebiasaan mereka di waktu siang hari. Sedangkan di waktu malam hari mereka berkumpul di bukit Ya’juj wa Ma’luj (يأجوج و مأجوج) sambil mereka menjaganya.
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi Khidir dan Nabi Ilyas berjumpa
pada tiap-tiap tahun di Mina (Saudi Arabia).
Mereka saling mencukur rambutnya secara bergantian.
Kemudian mereka berpisah dengan mengucapkan kalimat Doa.
Doa Nabi Khidir dan Nabi Ilyas As 1 :
بسم الله ما شاء الله لا يسوق الخير الا الله
بسم الله ما شاء الله لا يصرف السو ء الا الله
بسم الله ما شاء الله ما كان من نعمة فمن الله
بسم الله ما شاء الله لا حول و لا قوة الا بالله
Maka barangsiapa mengucapkan kalimat-kalimat ini pada waktu pagi dan sore hari, maka ia akan aman dari tenggelam, kebakaran, pencurian, syaitan, sultan, ular, dan kalajengking.
Dan telah diterangkan oleh Ibnu ‘Asakir bahwa sesungguhnya Nabi Khidir dan Nabi Ilyas itu berpuasa Ramadhan di Baitul Maqdis (Palestina) dan mereka melakukan ibadah haji pada tiap-tiap tahun.
Mereka minum air zamzam dengan sekali tegukan, yang mencukupkan mereka seperti minuman dari Kabil.
Silsilah Nabi Khidir As
√ Sebagian ulama menceritakan bahwa sesungguhnya Nabi Khidir itu putera Nabi Adam as yang diciptakan dari tulang iganya.
√ Menurut segelintir kecil ulama lagi beliau putera Halqiya.
√ Ada pula yang mengatakan putera Kabil bin Adam.
√ Ada pula yang mengatakan beliau itu cucunya Nabi Harun as, yaitu putera bibinya Iskandar Dzul Qarnain.
√ Dan Perdana Menterinya benar-benar aneh mengatakan bahwa Nabi Khidir itu dari golongan malaikat.
Menurut pendapat ulama yang paling shahih adalah bahwa Khidir itu adalah seorang Nabi.
Baca :Biodata lengkap 25 Nabi dan Rasul
Menurut ulama jumhur beliau itu masih hidup dan beliau tidak akan pernah meninggal terkecuali pada hari kiamat apabila Al-Qur’an telah diangkat dan Dajjal telah membunuhnya.
Kemudian, Allah menghidupkannya kembali. Sesungguhnya, beliau itu masa hidupnya panjang sekali, Karena beliau meminum air kehidupan.
Doa Amalan Nabi Khidir 2
Dan Berikut ini adalah Doa Amalan Nabi Khidir yang memilik keutamaan dan memiliki banyak sekali manfaat serta khasiat diantaranya adalah ;
Untuk mempercepat terkabulnya hajat, dipermudah dari segala yang sulit, untuk keselamatan dan semakin dekat pada Allah SWT dan juga mendapatkan kasih sayang-Nya.
Berikut Bacaan Amalan Doa Nabi Khidir AS
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
اَللَّهُمَّ كَمَا لَطَفْتَ فِى عَظَمَتِكَ دُونَ اللُّطَفَاءِ، وَعَلوْتَ بِعَظَمَتِكَ عَلَى الْعُظَمَاءِ ، وَعَلِمْتَ مَاتَحْتَ أَرْضِكَ كَعِلْمِكَ بِمَا فَوْقَ عَرْشِكَ ، وَكَانَتْ وَسَاوِسُ الصُدُورِ كَاْلعَلاَنِيَّةِ عِنْدَكَ ، وَعَلاَنِيَّةُ اْلقَوْلِ كَالسِّرِ فِى عِلْمِكَ ، وَانْقَادَ كُلُّ شَىْءٍ لِعَظَمَتِكَ ، وَخَضَعَ كُلُّ ذِى سُلْطَانٍ لسُلْطَانِكَ ، وَصَارَ أَمْرُ الدُّنْيَا والْأَخِرَةِ كُلُّهُ بِيَدِكَ، اِجْعَلْ لِى مِنْ كُلِّ هَمٍ أَصْبَحْتُ أَوْ أَمْسَيْتُ فِيهِ فَرَجًا وَمَخْرَجًا، اللَّهُمَّ إِنَّ عَفْوَكَ عَنْ ذُنُوبِى ، وَتَجَاوَزَكَ عَنْ خَطِيئَتىِ ، وَسِتْرَكَ عَلَى قَبِيحِ عَمَلِى ، أَطمِعْني أَنْ أَسْألَكَ مَا لاَ أَسْتَوْجِبُهُ مِنْكَ مِمَّا قَصَّرْتُ فِيهِ ، أَدْعُوكَ اَمِنًا وَأَسْألُكَ مُسْتَأْنِسًا . وَإِنَّكَ الْمُحْسِنُ إِلَىَّ، ، وَأَنَا الْمُسِيئُ إلىَ نَفْسِى فِيِمَا بَيْنِى وَبَيْنِكَ ، تَتَوَدَّدُ إِلَيَّ بِنِعْمَتِكَ، وَأَتَبَغَّضُ إلَيْكَ بِالْمعَاصِى، وَلَكِنَّ الثِّقَةَ بِكَ حَمَلَتْنِى علَى الْجَرَاءَةِ عَلَيْكَ، فَعُدْ بِفَضْلِكَ وإحْسَانِكَ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الَّرَحِيمُ، وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammadin wa Aalihi wa shahbihiI wa sallim, Allahumma kamaa lathafta fii ‘azhamatika duunal luthofaa`, wa ‘alaUta bi‘azhamatika alal ‘uzhomaa`, wa ‘alimta maa tahta ardhika ka’ilmika bimaa fauqa ‘arsyik, wa kaanat wasawisusshuduri kal’alaaniyyati ‘indaka, wa ‘alaaniyyatul qauli kassirri fii ‘ilmika, wanqaada kullu syai-in li ‘azhomatika, wa khadha’a kullu dzi sulthaanin li sulthaanika, wa shoro amrud dunyaA wal aakhirati kulluhu biyadika.
Ij’al lii min kulli hammin ashbahtu aw amsaiytu fiihi farajan wa makhrajaa, Allahumma inna ‘afwaka ‘an dzunuubiy, wa tajaawazaka ‘an khathii’atII, wa sitraka alaa qabiihiI a’maaliy, athmi’niy an as-aluka maa laa astawjibuhu minka mimma qashhartu fiihi, ad’uuka aaminan, wa as-aluka mustaanisan.
Wa innakal muhsinu ilayya, wa anal musii’u ilaa nafsiI fiima baIniI wa bainika, tatawaddadu ilayya bini’matika, wa atabagghodhu ilaika bilma’AashiI, walakinnatS-tsiqata bika hamalatniI ‘alal Jaraa-ati ‘alaika, fa’ud bifadhlika wa ihsaanika ‘alayya. innaka antat tawaabur rahiim, wa sholallohu alaa Sayyidina Muhammadin wa Alihi wa shohbihIi wa sallam.
Artinya :
Ya Allah, sebagaimana Engkau bersikap lemah lembut dalam keagungan-Mu melebihi segala yang lemah lembut, dan Engkau Maha Tinggi degan keagungan-Mu atas segala yang agung, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aada di dalam bumi-Mu sebagaimana Engkau mengetahui apa yang ada di atas ‘arsy-Mu, dan bisikan hati di sisi-Mu sama seperti ucapan terang-terangan, dan ucapan terang-terangan sama di sisi-Mu dengan bisikan hati, dan tunduk lah segala sesuatu kepada keagungan-Mu, dan merendah lah segala yang memiliki kekuasaan kepada kekuasaan-Mu, dan jadilah perkara dunia dan akhirat berada di tangan-Mu.
Jadikanlah bagiku dari segala keluh-kesah yang menimpaku pada sore / pagi hari kelapangan dan jalan keluar darinya.
Ya Allah, sesungguhnya maaf-Mu atas dosa-dosaku, dan penghapusan-Mu atas semua kesalahanku, dan penutupan-Mu atas perbuatan buruk ku, kesemuanya itu mendorongku untuk memohon kepada-Mu apa-apa yang aku tak pantas menerimanya dari apa-apa yang aku teledor padanya, aku memohon kepada-Mu dalam keadaan aman, dan aku meminta kepada-Mu dengan keadaan rasa senang hati, sedangkan Engkau adalah selalu berbuat baik kepadaku, dan aku selalu berbuat jahat terhadap diriku sendiri dalam masalah yang menyangkut hubungan aku dengan Engkau, Engkau selalu membuatku menyayangi-Mu dengan senantiasa memberi nikmat-Mu kepadaku meskipun Engkau tidak membutuhkan aku, dan aku selalu membuat-Mu murka dengan bermaksiat kepada-Mu, akan tetapi kepercayaanku kepada-Mu membawaku untuk berani (memohon) kepada-Mu, maka jenguklah aku dengan karunia dan kebaikan-Mu kepadaku, dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang. Semoga Shalawat dari Allah senantiasa terlimpah atas Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya sekalian.
Keutamaan dan Khasiat Amalan Doa Nabi Khidir As
Doa Nabi Khidir AS yang memiliki banyak sekali manfaat dan khasiat diantaranya adalah.
1. Mempercepat terkabulnya hajat
2. Dipermudah dari segala yang urusan sulit.
3. Sebagai Doa keselamatan.
4. Doa Agar semakin dekat pada Allah SWT
5. Mendapatkan kasih sayang Allah SWT
Dalam riwayat lain juga dikatakan bahwa barangsiapa yang membaca doa tersebut pagi dan sore maka Akan mendapatkan Fadhillah sebagai berikut :
1 Sebagai penghapus Dosa - Dosa.
2. Mendapatkan kebahagiaan yang langgeng, 3. Di Ampuni segala kesalahan.
4. Sebagai perantara dikabulkanya doa
5. Di luaskan jalan Rezeki
6. Di berikan segala cita-citanya
7. Diberi pertolongan dari segala musuhnya,
9. Allah SWT menyandingkan di sisi -Nya sebagai seorang shiddiq (yang amat
tinggi / kuat keimanannya), dan tidaklah ia mati kecuali dalam keadaan syahid.
Wallahu 'alam
Baca juga : Keutamaan Sholawt Jibril
Demikianlah Kisah Nabi Khidir dan Amalan Doa Nabi Khidir 'Alaihissalam, yang sangat dicintai Allah SWT. Semoga Kita semua dapat mengamalkanya.
0 Response to "Kisah Nabi Khidir As dan Amalan Doa Nabi Khidir As yang paling Di Cintai Allah SWT"
Post a Comment