4 Pilar (perkara) Menuju Al 'Ubudiyah (Hamba Allah yang Haqiqi)

4 Pilar Menuju Al Ubudiyah (Hamba Allah yang Haqiqi)
Al - ubudiyah adalah kedudukan manusia yang paling tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Karena dalam kedudukan ini, seorang manusia benar-benar menempatkan dirinya sebagai hamba(yang penuh dengan kekurangan ).
Makna dan hakikat al ubudiyyah
al Ubudiyyah (penghambaan diri) atau ibadah adalah sesuatu yang menghimpun rasa cinta yang utuh disertai sikap merendahkan diri yang sempurna dihadapan Allah SWT.
Ya,, sebagai Hamba Allah ,Manusia adalah makhluk yang penuh dengan kekurangan, kelemahan dan ketergantungan kepada Rabb -nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Rabb Tuhan yang maha sempurna, maha kaya, maha tinggi dan maha perkasa ,maha dari segala maha.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺃَﻧْﺘُﻢُ ﺍﻟْﻔُﻘَﺮَﺍﺀُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻐَﻨِﻲُّ ﺍﻟْﺤَﻤِﻴﺪُ
"Wahai manusia, kamulah yang bergantung dan butuh kepada Allah; sedangkan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji "(QS Faathir: 15).

PENGERTIAN AL UBUDIYAH

Arti dari Al ubudiyah adalah : beribadah ,melaksanakan  perintah-perintah Allah dan menghamba , serta tunduk di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta`ala.
Yang dimaksud ibadah disni adalah sebuah konsep penghambaan diri dengan melaksanakan perintah-perintah dan taklif dari Allah Subhanahu Wa Ta`ala.
yaitu konsep ibadah yang menggabungkan antara Islam , iman , ikhsan dan Ikhlas dengan mendasarkan kesadaran sebagai Hamba Allah SWT.

Al -  ubudiyah disini bukan hanya sekedar ibadah biasa namun Ibadah yang memerlukan rasa penghambaan, yang diinterpetasikan dalam kehidupan berdasarkan pengakuan Hamba yang ringkih ( Tidak memiliki Arti apapun kecuali dengan Allah)
Bahwa Jiwa Manusia yang memiliki muatan sifat ubudiyah adalah jiwa yang didalamnya terkandung seperti rasa takut, tawadhu’, rendah hati, sabar dan sebagainya.

Perbedaan antara ibadah dan penghambaan
Ibadah adalah semua kewajiban kehidupan untuk kebutuhan jasmani dan rohani, dengan niat mendapat ridha Allh SWT.
Sedangkan perbuatan ibadah yang diperlukan rasa penghambaan yang dilakukan dengan cara lain dan tanggung jawab merupakan dimensi batin (ibadah khwasil khawas), dan ini merupakan derajat kesadaran tertentu didalam penghambaan.
Qur’an surat Al-Hujurat :

… ﻭَﻟَـٰﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠَّـﻪَ ﺣَﺒَّﺐَ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥَ ﻭَﺯَﻳَّﻨَﻪُ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﻭَﻛَﺮَّﻩَ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟْﻜُﻔْﺮَ ﻭَﺍﻟْﻔُﺴُﻮﻕَ ﻭَﺍﻟْﻌِﺼْﻴَﺎﻥَ ۚ ﺃُﻭﻟَـٰﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟﺮَّﺍﺷِﺪُﻭﻥَ 

"…tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, "(QS. Al-Hujurat 7)

Syaikh Abu Al-Qasim Al-Qusyairi dalam bukunya Risalah Qusyairiyah mengatakan, bahwa Al Ubudiyah lebih sempurna daripada ibadah.
Dan Ibadah secara nilai semuanya baik ,namun terdapat bebarapa tingkatan ibadah yaitu :
Ibadah
'Ubudah
dan Ubudiyah.

 * IBADAH
Ibada adalah bentuk penghambaan yang dimiliki oleh orang yang memiliki ilmu yakin.
Ibadah dimiliki oleh orang yang mujahadah (bersungguh-sungguh).

*UBUDAH
Ubudiyah adalah bentuk penghambaan yang dimiliki oleh orang yang mempunyai haqul yakin
Ubudah dimiliki oleh orang yang musyahadah (menyaksikan Tuhan)

* UBUDIYAH
Ubudiyah adalah bentuk penghambaan yang dimiliki oleh orang yang Mukabadah (Yang terbebani dengan beratnya cobaan) dan musyahadah (menyaksikan Tuhan).”
Barang siapa yang tidak merendahkan dirinya maka dia adalah pemilik ibadah.
Barang siapa yang tidak kikir pada hatinya maka dia adalah pemilik ubudiyah.
Sedangkan barang siapa yang tidak kikir pada ruhnya maka ia adalah pemilik ubudah.

Jadi Ubudiyah merupakan tingkatan ibadah untuk orang yang sudah memiliki kualitas ketauhidan dan Taqwa yang tinggi , sehingga didalam tiap-tiap ibadah dan do’anya selalu didasari rasa kehambaan diri kepada Allah (Al-Ubudiyah).

4 PILAR MENUJU AL UBUDIYAH (Hamba Allah yang Haqiqi)

Setiap Manusia yang beriman pasti menginginkan Ibadahnya sampai kepada taraf Al -Ubudiyah .
apa saja empat pilar( perkara )yang mampu mengantar seseorang mencapai taraf Al Ubudiyah ?

Berikut 4 pilar (Perkara) menuju Al Ubudiyah.

Al - Ubudiyah adalah perjalanan menuju Hamba yang Haqiqi yang baginya Syahadat adalah bentuk Murni keyakian dan pengejawatahan tujuan Manusia di Dunia.
Berikut 4 Pilar menuju Al -Ubudiyah :

1. Memiliki Adab

Dalam bahasa Arab, kata adab merupakan bentuk kata benda dari kata kerja adaba yang berarti kesopanan, sopan santun, tata krama, moral, nilai-nilai, yang dianggap baik oleh masyarakat.
Dalam kitab Manazil as-Sa’irin dijelaskan ; yang dimaksud dengan adab adalah menjaga batas antara berlebihan dan meremehkan serta mengetahui bahaya pelanggaran.
Keberhasilan seseorang biasanya ditentukan oleh adab yang dimiliki.

Menurut Rasulullah SAW Adab adalah pendidikan tentang kebajikan yang merupakan bagian dari keimanan.
Adab merupakan keindahan dan kepatutan suatu urusan agama atau dunia.
Dalam Adab terdapat Nilai-nilai ketaatan kepada Allah SWT dan cinta kepada Rasulullah.
Seseorang yang tidak memilik adab tidak akan mampu mencapai derajat kesalihan.
Untuk dicintai oleh Allah, segala sesuatu dilakukan harus bersih dan terpuji. Sebab itu, adab merupakan bagian dari keseluruhan kegiatan ibadah.
Seperti contoh Menutup aurat, berwudhu, mandi, bersuci, dan berhias merupakan bagian dari adab. Semata-mata hal itu dilakukan karena mereka akan menghadap Allah.

Allah SWT berfirman :
 “Pakailah pakaian yang indah ketika memasuki masjid.” (QS al-Araaf :7).
Maka jelas, ketika Manusia tidak memiliki Adab Ia tidak bisa menuju al ubudiyah.

2. Berilmu

Manusia yang ingin mencapai taraf Al Ubudiyah Harus berilmu , hal ini menjadi jawaban kenapa Ilmu diwajibkan untuk terus dicari.
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu
baca :Pengertian Dakwah ,jenis Dan Metode Dakwah Islam

3. Memelihara sifat As sidqu
As- Shidqu ialah kesesuaian pembicaraan dengan kenyataan menurut keyakinan orang yang berbicara, As- Sidqu ini kebalikan dari Al- Kadzibu (bohong).
As sidqu ialah kesesuaian ucapan hati dengan sesuatu yang dikabarkan (dlhahirnya) secara bersamaan.

As- Sidqu ini memiliki keutamaan yang agung, pahala yang besar serta kedudukan yang mulia.
Jujur dan benar di antara bagian dari As-Sidqu.

Dan bukti dari keutamaan Sidqu, ketinggian kedudukannya, serta kemuliaan derajatnya ialah:
Sesungguhnya As- Sidqu menjadi ciri khas ahlul ilmi dan takwa.

Allah ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang sidiqin (benar), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". (QS. Al-Ahzab: 35).

Maka barang siapa yang memiliki seluruh sifat yang agung ini, bahkan telah menjadi pakaian dan perhiasannya maka benar-benar ia telah menemukan jalan Al Ubudiyah.

4. Memilik sifat Amanah
Secara bahasa, amanah berasal dari kata bahasa Arab :
ﺃَﻣِﻦَ_ ﻳَﺄ ﻣَﻦ_ُ ﺃَم ﻧﺎً 
yang berarti aman/tidak takut.
Dari sinilah diambil kata amanah yang merupakan lawan dari kata khianat.
Dinamakan aman karena orang akan merasa aman menitipkan sesuatu kepada orang yang amanah.
Amanah menurut terminologi Islam adalah setiap yang dibebankan kepada manusia dari Allah Ta’ala seperti kewajiban-kewajiban agama, atau dari manusia seperti titipan harta.
Sikap amanah mempunyai korelasi erat dengan keimanan seseorang.
karen Orang beriman pasti memiliki sifat amanah.

Allah berfirman :
 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui." (QS 8: 27).

Amanah merupakan perasaan hati sanubari yang hidup, yang mendorong manusia untuk menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia serta melindungi semua amal perbuatan dari penyakit ifrath (sembarangan).

Amanah merupakan suatu keharusan dalam kehidupan ini Untuk mencapai Al Ubudiyah.
ke empat Pilar atau sifat diatas Harus dimiliki setiap orang yang memiliki tujuan sebagai Hamba Allah yang Haqiqi (Al Ubudiyah)
Sebagai salah satu Manajemen diri seorang Muslim sejati

4 pilar menuju Al Ubudiyah (hamba Allah yang Haqqi) adalah landasan  serta upaya untuk menyempurnakan kecintaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
landasan utama dari ibadah adalah cinta, taqwa ,berharap hanya kepada Allah. Ruh iman adalah cinta kepada Allah.
wallah 'alam.

0 Response to "4 Pilar (perkara) Menuju Al 'Ubudiyah (Hamba Allah yang Haqiqi)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel