MENGENAL Perbedaan HATI ( QOLBU), RUH, AKAL & NAFSU | sarana mengenal hakikat Diri

MENGENAL Perbedaan HATI ( QOLBU), RUH, AKAL & NAFSU | sarana mengenal hakikat Diri

Apa Makna qolbu, ruh, akal dan nafsu ? 

Orang - orang yang tahu tentang hakekat diri, sudah barang tentu Ia paham tentang apa yang Allah Swt Anugrahkan yaiyu qolbu (hati) dan tahu bagaimana Menggunakan dan menjaga agar tetap terhubung dengan rabbnya.

Terdapat Beberapa masalah, ketika kita tidak memahami bagaimana, apa dan sepertia apa Hati, akal, nafsu dan qolbu.
salah satunya ketika kita dalam mengerjakan shalat, kita akan sulit untuk mendapatkan taraf khusu. maka dari itu begitu pentingya kita untuk mengenal antara hati, akal, nafsu dan qolbu.

Manuaia di anugrahi Hati, akal ,ruh, dan nafs sebagai ciri utama manusia agar dalam menjalankan kehidupanya selalu berpegang pada nilai - nilai kemanusiaan.

Lalu apa Makna qolbu, ruh, akal dan nafsu ? 

Berikut penjelasan yang kami rangkum dari berbagai sumber dan kitab - kitab Kajian Islami.

Qolbu yang disebut juga hati pada dasarnya memiliki makna ganda yakni makna secara syariah dan makna secara hakikiyah, fisik dan spiritual.

Secara syariyah (fisik ) hati merupakan organ tubuh manusia berupa segumpal daginh yang tersimpan dan terlindungi oleh daging tulang belulang dan kulit, Hati terletak di dada sebelah kiri.
Bentuk dari hati seperti buah shanaubar sehingga sering dikatakan hati sanubari.
Pada daging hati terdapat lubang dan jaringan yang halus.

Al quran berbicara mengenai hati manusia secara lengkap.
Lebih detail dan utuh, terutama tujuan dari penciptaan hati bagi manusia.
Bagi manusia, hati adalah ciptaan Allah yang unik. Rasa sedih, bahagia, senang dan lain sebagainya hanya dapat dirasakan oleh kehadiran hati.
Sepert halnya lidah yang dapat merasakan berbagai rasa, Mulai pahit, asin, manis pedas dan lain sebagainya.

Empat belas abad yang lalu, nabi Muhammad SAW telah mengalami sesuatu yang sangat istimewa terkait hatinya.
Beliau diberikan keistimewaan oleh Alah pertama kali adalah dibersihkanya hatinya dar berbagai penyakit hati.
Di mana dalam catatan sejarah risalatul islamiyah, bahwa beliau di bersihkan hatinya dari sifat-sifat dan perbuatan yang dapat melanggar perintah Nya.
Dan Beliau Nabi Muhammad Saw menajarkan kepada umatnya untuk menjadikan hati selalu baik, agar selalu memelihara keyakinan atau pikiran bahwa Allah SWT adalah maha pengatur dan membolak balikan hati dan Allah SWT tahu akan apa isi hati kita.

Dia tidak akan pernah luput dan lalai terhadap hati kita.
Untuk itulah karena hati sebagai sumber dari setiap tindakan manusia, maka ia memiliki peranan besar terhadap amal perbuatan yang kita kerjakan.

Dalam salah satu Kitab Imam Syafi’I menjelaskan bahwa :
"Semua perbuatan manusia tergantung dari sepotong daging dalam tubuh.
Jika ia baik, maka baiklah seluruh perbuatannya. Sebaliknya, jika ia buruk, maka buruklah semua amal perbuatannya, dia lah hati"
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ﻳَﺎ ﻭَﺍﺑِﺼَﺔُ ﺍﺳْﺘَﻔْﺖِ ﻗَﻠْﺒَﻚَ ﻭَﺍﺳْﺘَﻔْﺖِ ﻧَﻔْﺴَﻚَ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﺍﻟْﺒِﺮُّ ﻣَﺎ ﺍﻃْﻤَﺄَﻧَّﺖْ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲُ ﻭَﺍﻟْﺈِﺛْﻢُ ﻣَﺎ ﺣَﺎﻙَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲِ ﻭَﺗَﺮَﺩَّﺩَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﺪْﺭِ ﻭَﺇِﻥْ ﺃَﻓْﺘَﺎﻙَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﺃَﻓْﺘَﻮْﻙَ

" Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu (3x), karena kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang dadamu.
Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang dan mereka memberimu fatwa” (HR. Ahmad).

Kembali pada Hati Manusia

Secara syari'ah Qalbu juga diartikan sebagai segumpal daging yg mana baik buruknya akan memberi dampak besar terhadap jasad seseorang.

Hati itu ibarat raja yang mengatur semua prajurit yang melakukan sesuatu atas perintahnya dan memiliki kendali atas prajurit tersebut. Semuanya takluk dan mengabdi pada raja, yang dalam hal ini adalah hati.

Dari hati itulah diperoleh kebenaran maupun penyimpangan. Setan pun mengetahui bahwa hati adalah faktor utama seorang hamba dalam melakukan sesuatu.

Setan menyampaikan bisikan ke dalam hatinya sehingga keluar dari jalan yang benar. Maka, hati terbagi menjadi tiga jenis. Berikut ini ulasan mengenai tiga jenis hati :

1. Hati yang sehat 

Hati yang sehat adalah hati yang tidak dapat bertahan di Hari Kebangkitan kelak, kecuali membawa Allah SWT ke dalamnya. Allah SWT berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ "(Yaitu) di hari di mana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS Asy-Syu'ara: 88-89)

Orang yang selamat adalah orang yang membawa kedamaian sehingga dia diberikan keselamatan dari setiap keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah SWT, dan dari larangan-Nya. Orang dengan hati bersih akan selamat dari rasa ketakutan, frustasi dan perasaan-perasaan buruk lainnya.

2. Hati yang mati 

Ini adalah hati yang tidak memiliki kehidupan dan tidak mengenal Tuhannya. Orang dengan hati ini maka akan memuaskan apa yang disukainya. Bila perbuatan tersebut bisa menimbulkan murka Allah SWT, dia tidak peduli karena hanya peduli pada kepuasan nafsunya.

Orang dengan hati yang mati, akan menyembah siapapun selain Allah SWT. Yang disembahnya adalah kepuasan, ketakutan, keputusasaan, dan kehormatan. Orang seperti ini mengedepankan kesenangan pribadinya dibandingkan apa yang disenangi Allah SWT.

Hawa nafsu adalah pengendali dirinya dan penggeraknya. Sedangkan kelalaian adalah perahunya. Dalam pikirannya hanya tertuju pada hal yang duniawi.

Baca : Mengenal Penyakit Ain, cara dan Doa agar Terhindar dari Penyakit AIN

3. Hati yang sakit 

Hati jenis ini memang memiliki kehidupan tetapi punya masalah di dalamnya. Orang dengan hati ini memiliki kecintaan terhadap hawa nafsunya. Akibatnya, ada usaha dari dirinya untuk memuaskan hawa nafsunya.

Orang dengan hati yang sakit memiliki perasaan iri hati, arogan, sombong, gila hormat, korup, dan hal-hal yang merusak lainnya

Di dalam lubang atau rongga terdapat darah hitam yang menjadi sumber ruh.
Sedangkan Hati secara spiritual merupakan sesuatu yang halus, rabbaniyah (ketuhanan), ruhaniah (kerohanian) dan mempunyai keterkaitan dengan hati yang jasmaniah (fisik)

Sebagaimana Sabda Rasulullah saw :
...... ﻭَﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﻣُﻀْﻐَﺔً ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَﺤَﺖْ ﺻَﻠَﺢَ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪُ ﻛُﻠُّﻪُ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻓَﺴَﺪَﺕْ ﻓَﺴَﺪَ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪُ ﻛُﻠُّﻪُ ﺃَﻻَ ﻭَﻫِﻲَ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭ ﻣﺴﻠﻢ ‏)
Artinya :
“… Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah qalbu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Secara bahasa Qalbu memiliki arti Jantung.

sejalan dengan Hadits diatas bahwa ketika jantung kita sehat, maka seluruh tubuh kita pun akan sehat bebas dari berbagai penyakit serta baik dalam tabiat dan prilaku pemilk hati tersebut.
Dan sebaliknya, jika jantung kita biarkan kotor, maka darah yg mengalir ke seluruh tubuh pun akan menjadi darah yang kotor dan menjadi penyakit serta hati menjadi keras.

Secara hakikiyah, makna qalbu adalah sebuah organ yang bersifat sir (tidak berwujud), namun ketika seseorang tersebut melakukan sebuah kemaksiatan, maka lama kelamaan akan menjadikan qalbu(hati) menjadi keras (sulit untuk menerima kebenaran)

Sebagaimana Allah swt berfirman dalam hadits Qudsyi :
ﺑﻨﻴﺖ ﻓﻲ ﺟﻮﻑ ﺑﺎﻥ ﺍﺩﻡ ﻗﺼﺮﺍ ﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺼﺮ ﺻﺪﺭﺍ ﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﻗﻠﺒﺎ ﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﺄﺩﺍ ﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺄﺩ ﺷﻐﻔﺎ ﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻐﺎﻑ ﻟﺒّﺎ ﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﺐ ﺳﺮّﺍ ﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺮّ ﺍﻧﺎ

Artinya : Telah kami (Allah) bina/bangun dalam diri bani adam sebuah bangunan.
Di dalam bangunan itu terdapat dada, di dalam dada terdapat qalbu, di dalam qalbu terdapat fuad (mata hati), di dalam fuad terdapat syagaf (hati nurani), di dalam syagaf terdapat lubb (lubuk hati), dalam lubuk hati terdapat sirr (rasa), didalam sirr ada Aku (Allah).

Sedangkan Qolbu menurut ahli tasyawuf diartikan pula sebagai sebuah latifah ,kelembutan / titik sensor / dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik.

Sedangkan hati yang berbentuk segumpal daging (secara fisik) itu dalam bahasa arab disebut “kabid” bukan qolbu.

Adapun qolbu menurut Imam Al-Ghozali r.a dalam kitabnya ihya ulumidin adalah perpaduan antara ruh, akal atau nafsu.

Definisi RUH.

Firman Allah Swt dalam surah Al-Isra ayat 85 :
ﻭَﻳَﺴْﺄَﻟُﻮﻧَﻚَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺮُّﻭﺡِ ۖ ﻗُﻞِ ﺍﻟﺮُّﻭﺡُ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِ ﺭَﺑِّﻲ ﻭَﻣَﺎ ﺃُﻭﺗِﻴﺘُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﺇِﻟَّﺎ ﻗَﻠِﻴﻠًﺎ

Artinya :
Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani berfatwa :
Makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah Swt adalah ruh, ruh siapa? ruh Muhammad Saw. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam hadits qudsi : “Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku”.( kitab sirrul asror).

Kesimpulan :
Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat Muhammad disebut nur.
Karena nur Muhammad Saw bersih dari segala kegelapan.

Ruh Muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk, sebagaimana sabda beliau Saw : “aku dari Allah dan makhluk lain dari aku”.
Dari ruh Muhammad inilah Allah menciptakan semua ruh di alam lahut (negeri asal setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh Muhammad).

Kemudian ruh-ruh tersebut diturunkan ke tempat yang terendah, dimasukkan kepada makhluk yang terendah, yaitu jasad.
Jasad itu sendiri diciptakan Allah dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air, api dan angin).
Setelah diwujudkan jasad itu maka Allah menitipkan ruh dari-Nya ke dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Allah akan mengambil kembali titipannya itu.

Bahwasanya setiap ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah ketika
Allah bertanya kepada semua ruh :

ﻭَﺇِﺫْ ﺃَﺧَﺬَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻣِﻦْ ﺑَﻨِﻲ ﺁﺩَﻡَ ﻣِﻦْ ﻇُﻬُﻮﺭِﻫِﻢْ ﺫُﺭِّﻳَّﺘَﻬُﻢْ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪَﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻰٰ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﺃَﻟَﺴْﺖُ ﺑِﺮَﺑِّﻜُﻢْ ۖ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺑَﻠَﻰٰ ۛ ﺷَﻬِﺪْﻧَﺎ ۛ ﺃَﻥْ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺇِﻧَّﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻋَﻦْ ﻫَٰﺬَﺍ ﻏَﺎﻓِﻠِﻴﻦَ

Artinya :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (Qs. Al-Araaf : 172).

Namun pada kenyataanya sekarang dan tidak bisa dipungkiri banyak ruh yang lupa dengan perjanjian awalnya terhadap Allah Swt, sehingga mereka terlena dan terlalu nyaman tinggal di dalam jasad yang notabenya adalah tempat terendah bagi mereka.

Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang perjanjian awal pada hakikatnya mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun badannya di bumi.
Namun yang demikian sangatlah sedikit orang yang sadar dan berkeinginan pulang atau kembali ke negeri asalnya.
Oleh karenanya Allah SWT melimpahkan kenabian terhadap ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan dari kesesatan mereka, menjadikan Nabi suri tauladan bagi kehidupan manusia.

Hakikat dari tugas Nabi adalah mengajak Manusia untuk kembali mengingat perjanjian awal mereka hingga mampu bertemu dengan Allah Swt. Sebagaimana salahsatu sifat Rasul Saw adalah Tabligh, yaitu untuk memberikan basyirah dan huda (pandangan lurus dan petunjuk) kepada manusia menuju Rabb-nya.

Nabi Saw memiliki keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka kemudian Allah mewariskan tugas ini kepada para ulama atau waliyullah yang sudah mencapai taraf kesucian ruh dan telah mendapatkan bashirah (pandangan lurus) dari Allah kepadanya,
Mereka adalah para waliyllah.
Para wali Allah sebagai ahlul ibadah dan ahlulbashirah yang telah dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Allah, mereka itulah yang disebut ahli ruhani (alubudiyyah)

Mengenal Ruh
Ruh terbagi ke dalam 4 bagian :

(1). Ruh Al-Qudsi
(ruh termurni), yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi.
Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati.
Keberadaannya akan diketahui dengan cara memperbaiki segala amal perbuatan dan menanamkan serta mengamalkan kalimatul iman (lailaha ilallah) dengan sungguh-sungguh.

Ahli Tasawwuf menamakan ruh sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani).
Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan Allah Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Allah.
Ruh Al-Qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa (sirri ).

Alat untuk menjaga ruh adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid.
Ilmunya adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sirr tanpa suara dan huruf.
Siapapun tidak ada yang mampu melihat atau menerawangnya kecuali Allah 'aza wajalla.

Adapun kelebihanya yaitu dapat keluar tihful ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Allah dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri .

(2). Ruh Sulthoni
Ruh shulthoni dalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut.
Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati).
Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Allah dengan lisan dan hati (qolbu).
Adapun manfaatnya adalah mampu mengolah dan melihat pantulan ruh sultani “Jamalillah” (keindahan Allah).

(3). Ruh Sairani Rawani (ruh ruhani)
Ruh ruhani adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam malakut.
Tempatnya adalah hati (qolbu).
Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan huruf,,
Keutamaanya adalah ma’rifat kepada Allah Swt, ilmu bathin, memperoleh ketenangan di dalam bergaul, kehidupan hati dan musyahadah di alam malakut (seperti menyaksikan surga dan ahlinya dan malaikat-malaikatnya).
Tempatnya di akhirat adalah surga tingkat ke dua yaitu jannatun na’im.

(4). Ruh Jismani.
Ruh jismani adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh).
Ruh jismani telah Allah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir.
Alat untuk mengolah ruh ini adalah syari’at.
Amalanya adalah ibadah bilisan wa badani.
Keutamaanya adalah mengharap pertolongan Allah, mukasyafah (terbukanya hijab antara manusia dengan Allah), dan musyahadah (merasa berhadap-hadapan dengan Allah).

Syafaat nabi (berharap mendapat syafaat Nabi Muhammad Saw)
Keuntungan di akhirat kelak akan ditempatkan di jannatul ma’wa.
Dari beberapa penjelasan Hati ,ruh dan alat serta cara mengatur atau mengolah kehidupan melalui Hati
Maka kita wajib sebagai manusia untuk selalu berusaha mengolah diri dan kehidupan, sebab apa yang dilakukan di muka bumi ini(amal perbuatan) akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.

Memahami Tujuan utama diciptakanya manusia di alam terendah (dunia) adalah agar manusia berupaya kembali kepada Allah dan mencapai darajat (kembalinya manusia ke tempat asalnya) dengan menggunakan hati (qolbu) dan jasad.
Maka Manusia sangat membutuhkan ilmu tauhid untu ditanamkan pada ladang hati agar tumbuh menjadi keimanan yang tertanam di dalam rasa dan menghasilkan ma'rifatullah dan meraih ridha Allah Swt.
Ketika manusia lalai tidak mengupayakan hati dapat menjerumuskanke dalam lembah kesesatan.

Hal ini terjadi ketika orang-orang musyrik mendustakan kebenaran Rasulullah Shalallahu ‘alahi Wassallam sehingga membawa mereka ke dalam azab yang pedih.

Sebagaimana telah Allah abadikan di dalam Al-Quran:

ﺧَﺘَﻢَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰٰ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢۡ ﻭَﻋَﻠَﻰٰ ﺳَﻤۡﻌِﻬِﻢۡۖ ﻭَﻋَﻠَﻰٰٓ ﺃَﺑۡﺼَـٰﺮِﻫِﻢۡ ﻏِﺸَـٰﻮَﺓٌ ﻭَﻟَﻬُﻢۡ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﻋَﻈِﻴمﻢٌ۬ ‏( ٧ )

"Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka (musyrikin) dan penglihatan mereka di tutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).

Pengertian Akal
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu adalah akal.

HAKEKAT AKAL MANUSIA
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah pikiran yang tertanam dalam otak yang secara fisik bertempat didalam kepala kita "Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepala ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan."

Semoga Allah senantiasa menjaga dan menghindarkan kita dari kesesatan, semoga kita diberikan pemahaman yang mendalam kepada akal kita ini sehingga faham tentang apa sebenarnya akal itu apa.
otak atau pikiran akan selalu menuntut bukti nyata, yang nampak oleh mata, maka akan sulit bagi kita untuk mempercayai atau mengimani segala kebesaran Allah SWT.
Sebab menggunakan otak atau pikiran akan menuntut segala sesuatunya harus rasional dan wujud.
Yang akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul-betul.

firman Allah Swt :
ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻧَﺎﺩَﻳْﺘُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻼﺓِ ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﻫَﺎ ﻫُﺰُﻭًﺍ ﻭَﻟَﻌِﺒًﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﺑِﺄَﻧَّﻬُﻢْ ﻗَﻮْﻡٌ ﻻ ﻳَﻌْﻘِﻠُﻮﻥَ

Artinya : "dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”. (Qs. Al-Maaidah ayat 58)

Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat-ayat Allah baik yang kauniyah maupun kauliyah.  Berfikir dengan akal dan diresapi menggunakan hati akan berujung dengan satu kesimpulan atau pemahaman :

ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖَ ﻫَٰﺬَﺍ ﺑَﺎﻃِﻠًﺎ 

"Tidak ada sesuatu apapun yang Allah telah ciptakan itu sia-sia."
Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat.
sebagaimana Allah firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :

ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻟَﺬِﻛْﺮَﻯٰ ﻟِﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻗَﻠْﺐٌ ﺃَﻭْ ﺃَﻟْﻘَﻰ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ

Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”. (Qs. Qaf :37)
Dalam ayat di atas Allah menggunakan kata qolbun untuk menyatakan akal.
Jadi Akal samahalnya dengan qolbun ( hati sanubari)

MENGENAL APA ITU NAFSU

Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah / biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Allah surah At-Takwir ayat 7 :

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺍﻟﻨُّﻔُﻮﺱُ ﺯُﻭِّﺟَﺖْ

Artinya :
"dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)".

Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh.
Adapun nafsu memiliki tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :

(1). Nafsu Amaroh
Nafsu amaroh tempatnya adalah “ash-shodru” artinya dada.

Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :

1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi

(2). Nafsu Lawwamah
Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :

1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lalai

(3). Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh” tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :

1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Allah
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab

(4). Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah “As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :

1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan

(5). Nafsu Rodhiyah
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :

1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji

(6). Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah “Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :

1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwAllah artinya meninggalkan selain Allah
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.

(7). Nafsu Kamilah
Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :

1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin

Hakekat Manfaat Hati ,Akal, ruh dan Nafsu dalam diri Manusia 

Melalui hakekat Hati, Ruh, Akal dan Nafs, Manusia akan memahami tujuan hidup didunia.

1. Sebagai Pengurus (Khalifah) di Bumi
Tujuan manusia diciptakan dan dibekali akal dan hati.
Salah satunya adalah dibentuk sebagai pengurus (khalifah) di bumi ini.
hal tersebut telah dinyatakan dalam firman Allah :
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ". (QS. Al-Baqarah: 30)

2. Untuk Menyembah Allah
Tujuan diciptakan hati juga memiliki tujuan agar manusia dapat menyembah Allah sebagai pencipta mereka.
Dijelaskan dalam firman Allah sebagai berikut :
“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku .” (QS. Al-Dzariyat: 56)

3. Agar Manusia Mengetahui Maha Kuasa Allah
Tujuan diciptakanya hati antara lain juga agar manusia mengetahui bahwa seluruh bumi, tata surya, dan isinya telah terbentuk berkat maha kuasa Allah SWT.
Allah berfirman :
“ Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu . (QS at-Thalaq: 12)

4. Tempat keikhlasan dan upaya menuju Alubudiyyah,
Tujuan Manusia diberi Hati akal,ruh dan nafs menjadi bukti dan upaya kelayakan manusia akan ditempatkan di mana nanti saat di akhirat yakni surga ataukah neraka.
Allah maha berkehendak menciptakan hati ,ruh ,akal dan ruh agar Manusia berupaya menuju Alubudiyyah.
Allah memilih membuat manusia hidup di dunia berbekal akal dan hati terlebih dahulu untuk melihat sendiri amal perbuatannya sehingga layak di tempat yang mana.
Allah telah berfirman :
“ Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan bumi, agar Ia membalas orang-orang yang berbuat buruk sebab apa yang mereka kerjakan dan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan .” (QS. An-Najm: 31)
Itulah di antara alasan yang dinyatakan secara eksplisit dari Alquran tentang kenapa Allah menciptakan qolbu, ruh ,akal dan Nafsu.
Dari kedalaman sanubari yang bersih kita akan dituntun untuk memahami diri dan tujuan hidup di dunia ini.

*Penutup

Hakekat Qolbu, Ruh,Akal dan Nafsu adalah kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Imam Al-Ghazali r.a mengatakan dalam kitabnya bahwa ; 
Qolbu, ruh, akal dan nafsu itu adalah satu. (syai’un wahidun).


Tidak memiliki perbedaan, semuanya merupakan hal yang sama.
Sehingga jelas bahwa keempat nama tersebut pada dasarnya adalah satu hal yang sama, memiliki fungsi dan tugas yang sama.
Yaitu mengantarkan kita lebih dekat dengan Allah swt dan mampu mengantarkan kita mencapai tujuan kita yaitu bertemu dengan-Nya.
Wallahu a'lam bish shawab.
Sadaqallahul'adziim

0 Response to "MENGENAL Perbedaan HATI ( QOLBU), RUH, AKAL & NAFSU | sarana mengenal hakikat Diri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel